Chat with us, powered by LiveChat Nafsu Seks Yang Terlampiaskan Di Sebuah Pulau Saat Akan Bulan Madu - Cerita Panas Dingin Terbaru

Nafsu Seks Yang Terlampiaskan Di Sebuah Pulau Saat Akan Bulan Madu


BOSHEPOKER - Rani usia 35 tahun profesi karyawati sebuah bank pemerintah. Istri seorang staff di pemda kota terbesar di daerah jawa timur. Wanita dari tiga bersaudara bersaudara ini terlihat cantik dan berhijab. Suaminya Didit  dengan usia 38 tahun adalah seorang staff di pemda yang punya kedudukan terjamin di jawa timur.

Keluarga muda mapan dalam ekonomi ini terlihat bahagia. Tapi kesibukkan masing2 membuat pasangan ini tak dapat menikmati bulan madu. Setelah cuti untuk melangsungkan pernikahan yang bisa terbilang mewah dan besar2an itu, mereka langsung disibukkan dengan kerjaan yang menumpuk selama ditinggal cuti. 8 bulan usia pernikahan mereka lalui bersama dengan lika liku yg berhasil mereka berdua lalui.

Tidak adanya kesempatan untuk bulan madu setelah pernikahan bukan berarti mereka tidak pernah melakukan kegiatan seks. Kedua insan sebenarnya telah sering melakukan seks sejak pertama kali pacaran. Bedanya selama mereka pacaran mereka hanya sebatas petting dan oral, tidak sampai melakukan penetrasi.

Kegiatan seks mereka setelah menikah pun semakin hangat dan mesra walaupun belum di karuniai buah hati. Bahkan hampir setiap weekend atau setiap hari libur mereka habiskan untuk bercinta. “Sayang,,, aku pulang nih” kata Didit. Didit baru pulang dari kantornya dengan aura yang membahagiakan. Dia ingin memberikan istrinya dengan sebuah kejutan yang pasti akan membuat istrinya sangat gembira. “Sayang, kamu dimana?” Tanyanya yang ternyata mendapati rumahnya seperti tak berpenghuni.

Tiba2 terdengar “iyaa sayaaang, aku masih mandi ini. Tunggu bentar yah” suara sang istri dari kamar mandi. “Owh, iya deh sayang. Aku ganti baju dulu deh kalau gitu” kata Didit. Beberapa saat kemudian mereka tampak bersantai sambil menonton televisi. Keduanya tampak sebagai keluarga yang harmonis dan romantis. Keinginan setiap orang yang telah berkeluarga dimana keharmonisan selalu terjaga.“Sayang, aku punya kejutan buat kamu” kata Didit.

“Kejutan apa? Paling bunga lagi kan” ucap Rani. Yap, keluarga ini selalu memberikan kejutan disaat yang tidak pernah terpikirkan. Semua itu dilakukan oleh Didit untuk menjaga keutuhan rasa cinta dan kasih sayang diantara mereka. Bahkan tak jarang Rani sang istri yang berinisiatif memberikan sebuah kejutan untuk Didit.“Enggak lah, udah bosen aku kasi bunga terus. Ini lebih spesial dari bunga” kata Didit.
“Apa sih? Bikin penasaran aja” kata Rani.
“Bentar ya, kamu tutup mata dulu gak boleh ngintip. Aku mau ambil kejutannya” kata Didit.
“Ih pake tutup mata segala. Emang apa sih?” Rani pun semakin penasaran.
“Tutup mata dulu makanya sayang” kata Didit yang diikuti sang istri yang menuruti perintah sang suami yang dicintainya.

Saat kembali dari mengambil kejutan yang ia janjikan kepada Rani itu “udah sayang sekarang buka mata” kata Didit.“Mana kejutannya? Ih mulai bohong nih sekarang” Rani melihat Didit yang ada di depannya itu kembali tanpa membawa apapun.
“Ih kata siapa aku bohong. Bentar yah” kata Didit sambil mengambil sesuatu dari saku celananya.
“Ini kejutannya” kata Didit sambil menunjukkan sebuah voucher liburan.
“Kita liburan sayang? Yeeeeee” kata Rani.
“Iya sayang, kita dapat liburan dari atasan aku sayang” kata Didit.
“Wah liburan kemana nih sayang? Ke pulau yah? Yeeeeessss makasih sayang muuuuach” Rani yang terlalu gembira itu tiba2 memberikan ciuman yang sangat indah untuk Didit.
“Mmmmh nanti aja ciumnya sayang, nanti aku pengen hehehe” kata Didit.
“Hehehe emang kamu gak mau?” Tanya Rani sambil menggoda Didit.

Didit memberikan sebuah paket liburan yang ia dapatkan dari pemberian atasan Didit atas kinerja Didit yang terbilang sangat baik di kantornya hingga membuat atasan Didit memberikan sejumlah penghargaan termasuk paket liburan kepada Didit sebagai tanda kebanggaan atasannya terhadap Didit.

Itulah sebabnya liburan ini Didit manfaatkan sebagai bulan madu yang urung ia laksanakan akibat padatnya jadwal pekerjaan mereka.“Yaudah kalo gitu besok aku coba minta cuti ke bos buat akhir bulan ini sayang” kata Rani. Dirinya tak ingin mengecewakan Didit yang sudah bersusah payah hingga mendapatkan sebuah hadiah dari atasan Didit.“Iya sayang, semoga kita jadi bulan madu akhir bulan ini yah” kata Didit penuh harap.
“Sekarang sebagai tanda terima kasih aku ke kamu. Aku mau kamu diem gak boleh banyak gerak.” Kata Rani.


Didit menuruti kemauan istrinya itu dan tiba2 istrinya membuka celana pendeknya dan mengeluarkan kontolnya yang masih lemas itu dari sarangnya. “Ih belum bangun tititnya. Sini aku bangunin dulu” kata Rani sambil mulai mengocok kontol Didit.“Aaaaaah enak sayang. Kamu pinter banget muasin suami” kata Didit setelah kontolnya masuk ke mulut Rani. Rani semakin lahap memasukan kontol Didit. Bahkan tak banyak bicara Rani langsung menarik turun celana pendek sekaligus celana dalam suaminya hingga terlepas. Didit sendiri menikmati kebinalan sang istri yang sedang mengoral kontolnya. Bagaimana tidak, saat dirumah pun ia memakai jilbab bahkan saat mereka ngeseks pun Rani tetap memakai jilbabnya. Rani tahu dengan ia memakai jilbab Didit akan menjadi buas saat diranjang.

Dan seperti sekarang saat Rani menikmati kontol Didit pun jilbabnya tetap terpasang di kepalanya. Didit semakin terangsang melihat istrinya. Dan Rani pun semakin berani dengan menjilati kantung telurnya hingga ke lubang pantat Didit.“Uuuuh sayaaang enaaak bangeeet aaaaah aaaah kamu jadi nakal sekarang, aaaah aaah enak sayaaaang” Didit kelonjotan menikmati serangan dari lidah Rani.

Rani terus memberikan service mulut yang ia ketahui dan ia terapkan ke suaminya. “Enak sayang? Tititnya udah basah nih hehe mmmhhh sssllrpp sssllrrp” celotehnya dan kembali memberikan oral lagi.“Enak banget sayaang uuuh ssshh ssshhh” desah Didit. Rani pun mengocok kontol Didit dengan jilbabnya yang berbahan lembut itu hingga membuat Didit makin kelonjotan merasakannya. Setelah dirasanya cukup Rani pun melepas semua pakaian yang ia kenakan hingga menyisakan jilbab kuning dikepalanya.

Didit yang melihat istrinya telanjang dihadapannya ikut melepas kaos yang ia kenakan. Detik berikutnya Rani memberikan ciuman pada bibir Didit. Mereka tampak sangat romantis melakukan ciuman. Didit memperlakukan Rani dengan sangat lembut.“Kamu bener2 bikin aku jatuh cinta sayang mmmmh mmmhh” ucap Didit disela2 ciuman mereka. Rani pun membalas dengan sebuah senyuman manis.

Sementara tangan Rani terus mengocok kontol Didit yang telah tegak menjulang. Didit tak tahan jika hanya berdiam diri menikmati serangan yang dilancarkan oleh istrinya. Tangannya dengan sigap memberikan remasan lembut pada toket Rani hingga membuat Rani seakan terbang melayang merasakan perlakuan Didit.“Mmmh sayaaang teruuus aaaaah aaahh aaaauwh isep pentilnya saayaaaang aaaah” desah Rani, Didit langsung melumat toket istrinya, hingga pentil imut berwarna coklat itu mencuat menegang seakan ingin merasakan kelembutan hisapan Didit.

Rani merasakan sensasi luar biasa dari hisapan yang dilakukan Didit pada putingnya.“Saayyyaaaang geliii bangeeet uuuh iseep teruus sayaaang” desah Rani. Tangan Didit terus turun hingga ke pantat Rani dan meremas pantat Rani yang indah membulat kencang dan mulus. Cukup lama Didit menikmati tubuh Rani tanpa penetrasi tapi karena tubuh Rani yang terlalu sensitif menerima rangsangan dari Didit hingga Rani dapat merasakan puncak orgasme.
“Aaaaaaaarggghh sayaaang akuuu nyampeeeeee aaaaah aaah” erangnya saat orgasme.
“Wah kamu baru diisep gitu udah keluar sayaang” kata Didit.
“Aku gak tahan sayaaang, gelii banget jadi gak tahaan. Lagian kamu semangat banget ngisepnya” kata Rani.
“Siapa yang gak semangat kalo ngeliat pentil kayak gini sayaaang mmmh mmmh” kata Didit diikuti dengan menghisap pentil Rani.
“Aaaauwh udah sayaaang gantian, kamu belum keluar kan” kata Rani.
“Lanjutin di kamar aja kalo gitu, yuk” ajak Didit yang ditanggapi dengan sebuah anggukan dan sebuah senyuman manis yang menghiasi wajah cantiknya.

Lalu Didit menggendong istrinya ke arah kamar pribadi mereka. Di kamar itu Didit lalu merebahkan tubuh Rani di ranjang besar mereka dan kini Rani yang pasrah menikmati serangan Didit, setelah orgasme tadi tubuhnya menjadi lemas. Didit kini mulai menjilati memek istrinya yang bersih terawat dan gundul tanpa bulu. Rani kelonjotan menikmati jilatan sang suami “aaaah sayaaaang teruuus uuuuh jilat sayaaang aaah enaakhh” erangnya yang terdengar semakin keras. Sementara Rani meremasi toketnya sendiri dan memainkan puttingnya. Didit lalu merubah posisinya menjadi saling menjilati kemaluan masing2.

Rani yang melihat kontol Didit ada di depannya langsung memasukkannya ke mulutnya dan menghisapi dengan kuat.“Aaaauwh enaaak sayaaang jilat memek aku sayaaang uuuuh iyaaa disituuuh uuuuh enaaak sayaang” desah Rani. Puas melihat memek istrinya yang sudah mulai basah mengkilap Didit memposisikan dirinya di antara paha Rani yang telah dibuka lebar. Rani pun bersiap menyambut kontol sang suami masuk ke memeknya “aaah masukin sayaaang, aku siaaap mmmmmh” erang Rani. Detik berikutnya kontol Didit melesat masuk membelah memek Rani tanpa hambatan apapun. Didit merasakan jepitan memek Rani yang kencang dan licin disertai ludahnya yang sebelumnya ia jilati.“Kamu cantik sayaaang, apalagi kalo lagi kayak gini aaaah” puji Didit melihat istrinya menikmati tusukan kontol Didit.

“Aaauwh uuuh uuuhh mmmmh kamu nakaal ihh aaaah enaaak sayaaang” desah Rani. Rani terus menikmati setiap tusukan dan sensasi yang ditimbulkan dari setiap gesekan di dalam memeknya. Sementara Didit mulai meningkatkan tempo tusukannya.“Aaah iyaaa sayaang yang kenceeeng uuuh nikmaaat aaaauwh aaaaah aah ssssh enak bangeet” desah Rani. Detik berikutnya Didit sudah berada di bawah sedangkan Rani mulai memasukkan kontol Didit ke memeknya.“Mmmh saaayaaang enaaak uuuh” erang Rani saat kontol itu masuk.

“Goyang sayaang, uuuhhh enaak” desah Didit. Rani bak wanita yang sedang menaiki kuda pacu yang sedang berlomba, tapi bedanya Rani berlomba menggapai puncak kenikmatan. Jilbab Rani yang ada dikepalanya mulai basah terkena keringat birahinya.“Aaaauwh saayaaaang kamu seksiii bangeet uuuhh uuhh uuuhh” celoteh Didit. Rani tidak menanggapi komentar suaminya dan terus menggenjot kontol sang suami. Didit meremasi toket Rani yang bergoyang mengikuti irama hentakan genjotannya. “Sayaang aku gak tahaaan mauu keluaar aaah aah aaah” desah Rani.“Keluarin ajaaa sayaaang uuuh enaak bangeeet memek kamuu” kata Didit.

 Beberapa detik kemudian Didit melihat tubuh istrinya mulai menegang diikuti hentakan orgasmenya srrrrr sssrrrrr sssrrrrr “akuuu nyampeee sayang mmmmh mmhh” kata Rani.“Enak yah sayang? Sampe kayak gitu orgasmenya” tanya Didit.
“Iyaa sayang aaaah akuuu capek sayaang uuh tapi kamu belum keluar yah?” Kata Rani dan disertai goyangan yang masih ia lakukan, seakan Rani tak ingin kehilangan rasa kenikmatan yang berada di memeknya.
“Gapapa sayang, kita istirahat bentar nanti lanjut lagi” Didit memang selalu pengertian bagaimana kondisi istrinya. Dia tidak ingin egois menikmati indahnya bercinta sendirian.
“Ak masi kuat kok sayang, ayo lanjut lagi” ajak Rani.

Tanpa banyak bicara Rani langsung memposisikan dirinya dengan menungging di sebelah Didit. Didit yang melihat itu segera bangun dan paham apa yang diinginkan istrinya. Dan blees… kontol Didit pun masuk ke dalam memek Rani. Rani yang sudah lelah hanya pasrah menerima tusukan kontol Didit yang kian lama kian kencang.“Aaaauh saayaaang pelaan2 aaaah aaaah aaah enaak aaah” erang Rani.
“Mmmh enak sayang, memek kamu bikin aku ketagihan” kata Didit. Didit terus memompa memek Rani dan meremasi pantatnya yang membulat kencang. Tusukan Didit semakin gencar dilakukan hingga membuat erangan Rani semakin keras tak kuasa menahan nikmat.“Aaaah sayaaang pelan2 akuu bisaa keluaar lagii nantii aaah aaah aaah aaah” desah Rani. Jeritan erangan Rani semakin membakar birahi Didit. Ia sangat suka mendengar erangan istrinya yang keras.“Saaayyyaaang aku mauu keluar lagii aaah aaah” erang Rani.

“Tahan sayaang akuu jugaa mauu keluuaar uuuhh uuuuh uuh enak banget memek kamu” celoteh Didit dan mereka pun menegang bersamaan, crooot crrroooot crooot sperma Didit mengalir deras ke dalam memek Rani. “Aaaargh aaaarrgh enaaak sayang” erang Didit yang juga merasakan siraman orgasme Rani pada kontolnya. Rani pun telungkup lemas setelah orgasmenya dan diikuti Didit yang jatuh ke punggung Rani dan mereka tertidur pulas setelah bercinta hebat.

Keesokan harinya setelah menjalani rutinitas kesehariannya seperti biasa mereka berkumpul di ruang tengah sembari menonton serial televisi. “Gimana sayang? Bisa cuti kah minggu ini?” Tanya Didit.“Tadi aku udah bicara sama atasan aku sayang hasilnya di bolehin sayang hehehe jadi kita bisa honey moon minggu ini” jelas Rani dengan penuh semangat. Setelah obrolan tentang rencana bulan madu mereka pada akhir minggu. Mereka melanjutkan dengan bercinta. Didit memang memiliki hasrat birahi yang sangat tinggi. Apalagi jika melihat Rani sang istri birahinya pasti tidak akan pernah surut selama berada disamping Rani.

Beruntung bagi Rani dia memiliki suami yang dapat memuaskan aktivitas seksnya. Di akhir minggu saat yang sudah ditentukan untuk bulan madu mereka dalam perjalanan menuju lokasi tempat wisata di selatan pulau jawa timur. Tempat wisata ini berupa sebuah pulau dengan keindahan bawah laut yang menjanjikan. Belum banyak wisatawan yang tau tempat ini. Hanya beberapa penduduk yang menetap tinggal di pulau ini. Sebagian besar pulau ini masih ditumbuhi hutan. Setiba di pulau dan menginap di sebuah motel di pulau itu, mereka berinisiatif untuk menaruh barang bawaan mereka dan beristirahat sejenak menikmati suasana sunset dari balik motel yang mereka tempati.

Suasana romantis ini menambah kemesraan dan kehangatan hubungan mereka. Keesokan harinya mereka sepakat berjalan dan berlayar dengan perahu nelayan menyusuri hutan bakau di pulau seberang. Mereka menyewa sebuah perahu nelayan untuk beberapa hari di pulau itu. Nelayan itu bernama Hendro berusia 60 tahun yang merupakan penduduk asli pulau itu. Selama perjalanan menyeberangi lautan ke pulau itu pasangan ini amat bersuka cita. sebab mereka lepas dari rutinitas membosankan dan hiruk pikuk kota.

Kegiatan yang sangat menjenuhkan itu hilang setelah melihat suasana indah di tempat yang mereka gunakan untuk bulan madu.“Wah kalian pasangan baru yah? Lengket banget pak..” kata pak Hendro. Nelayan itu sebenarnya iri melihat kemesraan antara Didit dan Rani. Bagaimana tidak, faktor ekonomi lah yang menyebabkan pak Hendro jarang pulang ke pulau jawa dimana istrinya berada di kampung. Pak Hendro di tempat wisata itu untuk mencari uang, pekerjaan sebagai nelayan hanyalah sebagai usaha sampingan disaat tempat wisata itu sepi oleh pengunjung dan efek dari istri yang berada jauh disana ini mengakibatkan pak Hendro tidak ada tempat untuk melampiaskan nafsunya secara halal.

Sering sekali pak Hendro membayangkan dirinya sedang menyetubuhi pegawai tempat wisata disana tapi kesetiaannya pada istri membuat dia takut mengkhianati istrinya. Mereka keasyikan menikmati perjalanan hingga tanpa mereka sadari cuacanya menjadi buruk. Angin kencang di laut itu membuat perahu mereka terombang ambing. Hingga muncullah gelombang besar dan “AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!” Teriakan mereka bertiga saat perahunya di hantam gelombang setinggi 5 meter yang menenggelamkan kapal mereka. Rani dan Didit terpisah jauh dari perahu yang mereka tumpangi sedangkan perahu mereka masih ada dengan kondisi terbalik dan pak Hendro tak jauh dari perahunya. Rani yang masih shock melihat itu akhirnya pingsan dan hanyut.

Beberapa lama kemudian Rani dan pak Hendro terdampar di pulau yang mereka tuju dalam kondisi pingsan. Mereka tergeletak pingsan dan Pak Hendro membangunkan Rani dari pingsannya. Setelah sadar Rani bersama Pak Hendro berusaha mencari Didit, mereka berharap Didit juga terdampar di pulau itu. Mereka menyusuri pinggiran pulau dengan perasaan sedih dan kuatir. Di tengah pencarian ia berharap menemui penduduk setempat yang menjaga pulau itu dan beberapa gubuk yang ada di sekitar pinggir pulau. Mereka menyusuri pulau itu memastikan Didit juga terdampar di pulau itu.

Hingga malam menjelang mereka tetap tak menemukan Didit. Pak Hendro pun menyarankan Rani untuk kembali ke pulau dan melapor pada pihak berwajib. Namun hujan turun dengan derasnya hingga mereka berdua basah kuyup. Malam itu dengan kekhawatiran Rani, pak Hendro berusaha menenangkan dan berteduh di salah satu gubuk warga. Hingga esoknya hujan tetap tak berhenti dan mereka terjebak didalam pulau itu. Pak Hendro berusaha mencari makanan apa saja yang bisa mereka makan agar bisa bertahan “makan dulu non, nanti kita cari suami non Rani lagi.

Sekarang non makan dulu biar gak sakit” ujar pak Hendro yang sedikit iba melihat perasaan Rani. Hingga akhirnya di hari ke 7 mereka tetap terjebak di pulau yang ternyata tidak berpenghuni dan tetap berusaha mencari Didit. Usaha mereka tak membuahkan hasil. Rani amat simpati pada sikap dan pengorbanan nelayan itu, sedikit banyak pak Hendro tetap berusaha membantunya mencari Didit.

Pak Hendro pun berusaha membantu Rani mencari suaminya sebab bagaimana  pun kejadian ini adalah tanggung jawabnya juga.“Non Rani kedinginan yah? Kok menggigil gitu” tanya pak Hendro.
“Gak tau pak. Ini badan aku gak enak banget rasanya” jawab Rani. Ternyata pencarian suami Rani ini membuat tubuhnya drop. Selain shock Rani juga terus memikirkan keadaan Didit suaminya yang entah ada dimana sekarang. Bahkan Rani tidak tau apa Didit masih selamat atau tidak.“Saya cari obat tradisional dulu deh buat non. Daripada nanti kenapa napa non” tawar pak Hendro.
“Iya pak, terima kasih. Maaf sudah terlalu banyak merepotkan bapak” kata Rani.
“Gapapa non ini juga tanggung jawab bapak. Sekalian bapak cari bantuan mungkin ada orang yang datang ke pulau ini” kata pak Hendro. “Saya tinggal dulu non” tambahnya.

Pak Hendro pun pergi mencari obat tradisional yang mungkin bisa digunakan untuk Rani agar kondisinya lebih baik. Hampir setengah hari pak Hendro meninggalkan Rani di gubuk akhirnya ia kembali dengan sebuah ramuan.“Ini non diminum dulu. Mungkin non bisa jadi enakan.” Kata pak Hendro dengan memberikan ramuan itu. Rani benar2 tidak berpikir negatif karena selama ini pak Hendro selalu berbaik hati padanya. Pak Hendro sendiri ikhlas dengan senang hati membantu Rani yang terkena musibah.

Setelah meminum ramuan itu ternyata membuat efek ngantuk yang amat sangat pada Rani.“Yaudah non tidur aja, saya akan cari makanan buat non” kata pak Hendro dan meninggalkan Rani yang mulai tertidur. Saat kembali dari mencari makanan pak Hendro melihat Rani yang masih tertidur pulas. Anehnya dia mulai tergoda saat melihat gundukan yang terlihat besar di dada Rani. Pak Hendro berusaha menghilangkan birahinya. Setelah menyiapkan makanan untuk Rani, pak Hendro membangunkan Rani. Tetapi setelah berada disamping tubuh Rani “aduuuh, cantik banget non Rani. toketnya gede lagi, coba kalo istrinya kayak gini udah bapak entot tiap hari ini.” Gumamnya dalam hati.

Entah setan dari mana pak Hendro meremas toket Rani dengan lembut. “Mmmmh gede banget. Kenyel lagi” celoteh pak Hendro. Pak Hendro terus meremas dan meraba toket Rani yang masih tertidur. Pak Hendro semakin tidak bisa menahan lagi nafsunya dan mulai melepaskan semua pakaian yang ia kenakan. Pak Hendro sudah tidak peduli lagi dengan kesetiaan yang selalu ia jaga untuk istrinya. Bahkan kondisi Rani yang sedang kalut juga sudah tidak ia pikirkan lagi. Yang terpenting sekarang bagaimana memuaskan kontol kesayangannya yang sudah lama tidak merasakan memek wanita. Terlebih wanita seperti Rani dapat memberikan imajinasi lebih selama mereka di pulau.

Setelah menelanjangi diri, pak Hendro lalu mengocok kontolnya di dekat wajah cantik Rani yang terbalut jilbab hitamnya. Sedangkan tangannya tak berhenti meremas dada Rani. Pak Hendro masih takut untuk berbuat lebih jauh.“Aaah non Rani cantik banget aaaah aaah aaaah aaah enaak” celoteh pak Hendro. Rani mulai menggeliat saat pak Hendro meremasnya dengan sedikit keras. Pak Hendro menghentikan sebentar, khawatir Rani tau apa yang ia perbuat. Rani terjaga dari tidurnya saat dirasakannya ada yang meremasi toketnya. “PAK Hendro, APA YANG BAPAK LA…mmmmh mmh mmmmh” teriaknya yang tertahan oleh sumpalan kontol pak Hendro. Pak Hendro yang panik melihat Rani terbangun langsung memasukkan kontolnya sedalam mungkin. Rani yang tidak siap mendapat serangan itu langsung berontak dan memukul mukul tubuh pak Hendro. Tapi apa daya Rani sendiri masih lemas karena kondisinya sendiri sedang tidak fit jadi usahanya menjadi sia sia dan remasan pada toketnya pun semakin menjadi jadi.“Maaf non, bapak bener2 gak tahan ngelihat tubuh non.

Awalnya tadi bapak cuma mau mejuin wajah non Rani. Tapi ternyata non sudah bangun duluan uuuh enaak banget sih mulut non” celotehnya. Rani yang mendengar itu tak kuasa menahan air matanya. Ternyata pak Hendro mempunyai sifat bejat yang selalu dipendam. Mendengar perkataan pak Hendro Rani hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya. Ia tak mau mendapatkan musibah lebih lagi.“Non Rani kalo mau teriak silahkan aja. Di pulau ini gak ada orang selain kita. Kalo mau lari silahkan toh non Rani gak bisa keluar dari pulau ini. Jadi kalo mau selamat mending pasrah aja dan nikmati apa mau bapak. NGERTI!” Ancam pak Hendro. Akal sehat Rani bekerja dan memang tak ada pilihan lain.


Sudah seminggu lebih ia tak bisa keluar dari pulau ini. Rani pun hanya mengangguk terpaksa menuruti kemauan pak Hendro sambil terus menangis meratapi nasibnya yang selalu tidak pernah mengenakkan.“Bagus. Non emang pinter” kata pak Hendro sambil kembali memompa mulut wanita berjilbab ini. Rani pun tak banyak melawan mendapat perlakuan seperti itu. Bahkan kini kaos lengan panjang itu mulai disingkap hingga menampakkan toket bulat dan putih itu. Pak Hendro juga menyingkap bh putih dan membuat toketnya terbuka.“Wah non bener bayangan pak Hendro. Toketnya gede banget. Udah kenyel, bulet, kenceng, mulus, putih lagi. Sering di remes yah non? Berapa ukurannya?” Celoteh pak Hendro.

“Mmmmh mmmmh mmmh” desah Rani tertahan kontol pak Hendro. Pak Hendro terus meremas dan menarik2 puting Rani sembari memompa kontolnya di mulut Rani. Sampai pada beberapa saat kemudian pak Hendro menghentikan kegiatannya dan mengeluarkan kontolnya yang berwarna hitam dari mulut Rani.“Sekarang non Rani yang pilih mau bapak perkosa atau non yang mau menawarkan diri ke bapak buat dientot” kata pak Hendro.
“Ja.. jangaan pak… jangan permalukan saya pak.. Rani mohoon.. Rani gak mau” jawabnya sambil menangis.Tapi jawaban itu dianggap bahwa dirinya memilih untuk diperkosa. “Hhmmm jadi non lebih milih diperkosa? Baiklah” kata Hendro“Ja..jangan aaaah ampun pak lepasin Rani  pak aaaah aaah” desah Rani saat pak Hendro menduduki dadanya dan menempatkan kontolnya di belahan toketnya. Rani memalingkan wajahnya, ia tak mau melihat pak Hendro yang sedang mengerjai toketnya.

“Aaaauwh non Rani emang mantep toketnya. Nanti bapak kawinin yah jadi istri bapak yang kedua biar bisa dipejuin tiap hari” celoteh pak Hendro yang keenakan. Dengan penuh semangat pak Hendro menggesek2an di belahan toketnya bahkan sesekali kepala kontolnya menyentuh dagu Rani. “Non buka celananya. Lepasin semua” perintah pak Hendro. Rani pun dengan perlahan mulai melepaskan celana panjang jeans yang ia kenakan diikuti dengan celana dalam putihnya sehingga menampakkan memeknya. Baru kali ini Rani memperlihatkan bagian2 tersembunyi dalam tubuhnya kepada orang lain.

Sungguh beruntung pak Hendro yang bisa memanfaatkan keadaan. Pak Hendro pun lalu turun ke daerah selangkangan Rani. Disana pak Hendro mulai menjilati memek Rani hingga kelonjotan. “Aaaaah udaaah paakhh cukuup Rani gak mauuu aaaah aaaaah lepasin Rani pak” erang Rani. Dan tiba2 tiga jari pak Hendro masuk dengan paksa ke dalam memek Rani. Rani pun tersentak kaget merasakan memeknya yang seminggu belum pernah dimasuki kini tiba2 di rogoh oleh pak Hendro. “Aaaaauh paaakhh aaah mmmh mmmmmh udaaaah pak” erang Rani.

Pak Hendro tidak memperdulikan teriakan erangan Rani. Ia terus berkonsentrasi dengan kegiatannya. Dan tak selang lama srrr ssrrrrr ssssrrrr Rani orgasme hebat. “Aaaaaaaaaaarrgh Rani nyampee pak” teriaknya. Orgasme yang telah lama ia rasakan kini ia dapatkan lagi. Sayangnya itu bukan dari suaminya tapi dari nelayan yang telah bernafsu memainkan memeknya. “Enak yah non? Sampai kayak gitu hehehehe” ejek pak Hendro.“Kalo mau cepet entot aku pak. Sini kalo kontol bapak kuat” tantang Rani.

Rani seakan sudah lupa siapa dirinya. Tapi ia berpikir tak ada gunanya melawan di tempat seperti ini. Lebih baik ia selesaikan nafsu pak Hendro agar semuanya cepat berakhir. Sedangkan pak Hendro yang di tantang seperti itu tanpa banyak bicara langsung menusuk kontolnya dengan keras dan dalam.“Aaaaaaarggh sakiiit aaaaah aaaaah aaaah pelan paaakh” teriaknya. Rani telah berubah menjadi liar. Kata2 kotor dan kasar yang ia lontarkan sungguh tidak seperti Rani yang biasanya, yang selalu sopan dalam berbicara dan bersikap. “Nih non rasaain aaaah enaknya kontol bapak aaaaah aaah sssh uuuhh” komentar pak Hendro.

Dengan kasar terus pak Hendro pompa memek wanita berjilbab itu. Dengan segala posisi pak Hendro peragakan dan sudah berulang kali pula Rani mencapai orgasme. Tapi pak Hendro belum juga menunjukkan tanda2 akan klimaks. Pak Hendro meminta Rani untuk menungging. Rani sendiri telah kehabisan tenaga meladeni nafsu pak Hendro.“Aaaah aaaaah enak banget memeknya non aaaah ahh enak kan di kontolin bapak?” Celoteh pak Hendro.
“Aaaaah aaah ssssh ssssh aaaah aaah” Rani hanya bisa mendesah. Tiba2 untuk kesekian kalinya Rani mulai menegang lagi, jepitan memeknya semakin erat menjepit kontol pak Hendro dan sssrrrr ssssrrrrr ssssr Rani kembali lemas setelah orgasme dan akhirnya pingsan kehabisan tenaga. Sementara pak Hendro yang akan mencapai klimaks itu terus menggenjot memek Rani dan crroooot crrooot crrrooot sperma pak Hendro mengalir deras ke dalam rahim Rani dan malam itu pak Hendro menjadikan Rani sebagai pemuas nafsunya.

Pak Hendro terus menggenjot Rani dan menyemprotkan spermanya ke toket, perut, punggung, wajah bahkan hingga ke jilbab Aswati. Pagi harinya Rani terbangun dari pingsan dan merasakan badannya seperti remuk tanpa tulang. Saat ia membuka mata dia melihat pak Hendro tertidur kelelahan disampingnya dengan kontolnya yang masih menancap di memeknya dan ia melihat di tubuhnya penuh dengan sperma pak Hendro. Hingga akhirnya Rani pun menerima Pak Hendro yang terus memberinya kehangatan disaat jiwanya sedang bimbang kehilangan Didit sang suami. Pak Hendro pun terus memberi kehangatan ragawi dan memberikan kepuasan batin yang tidak di dapatkan Rani dari suaminya. Hingga akhirnya suaminya memang di nyatakan hilang dan Rani pun menetap di pulau itu dan hidup bersama pak Hendro. Menjalani kehidupan yang berbeda.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Nafsu Seks Yang Terlampiaskan Di Sebuah Pulau Saat Akan Bulan Madu"

Post a Comment