Pengalaman Pertama Ngentot Dengan Janda Sangek
Tuesday, 30 June 2020
Boshepoker,
Cerita Guru Mesum,
Cerita Seks,
Cerita Seks Pelajar,
daftar boshepoker,
Dewa Domino,
Dewa Poker,
Dewa Sakong,
IDPRO,
Kontol Gede,
Memek Basah,
Memek Sempit,
Ngentot Istri,
PokerV Games,
Toket Gede
Edit
BOSHEpoker - Ini merupakan pengalamanku yang pertama kali berhubungan sex dengan wanita yang lebih tua dariku. Karena aku biasanya ngentot dengan gadis-gadis belia, apalagi dengan cewek-cewek abg yang masih smp pasti hasrat sex dan nafsu ngentot ku bakal tak terbendung. Karena itu cerita ngentot wanita dewasa janda ini merupakan pengalaman spesial dan baru bagiku. Simak saja cerita dewasa berikut ini untuk mengetahui jalan ceritanya.
Aku mempunyai saudara sepupu bernama Rini yang umurnya kurang lebih 45 tahun. Dia sudah menjanda selama tiga tahun. Sekarang dia tinggal di salah satu perumahan yang tidak terlalu besar maupun kecil. Kebetulan anak dari sepupuku ini sudah ditempat kost, karena mereka lebih dekat dari tempat kuliahnya. Aku kadang-kadang mampir ketempatnya, untuk mengobrol maupun mendengar keluh kesah dia, karena dari kecil kami sangat akrab.Suatu saat aku mampir, terlihat beberapa teman sepupuku yang sedang bertamu. Biasanya aku langsung ke ruang tamu dibelakang, membaca koran, majalah atau menonton televisi. Karena aku pikir mereka sedang mengobrol seputar cowok atau mengenai salon. Lalu aku dipanggil oleh sepupuku untuk diperkenalkan kepada teman-temannya.
“Kenalin nich Mbak Ratna dan Mbak Siska” kata sepupuku. Aku menjabat tangan satu persatu teman sepupuku ini. Karena mereka sepertinya sangat santai sekali cara mengobrolnya, aku agak sungkan lalu aku ke belakang kembali. Kudengar cara mereka bicara seperti anak-anak seumur tujuh belas tahun, mungkin bila di depan anak-anak mereka, tidak begitu cara mereka berbicara.
Mereka tinggal di perumahan Bintaro, bila dengar cerita sepupuku Mbak Ratna baru enam bulan ini ditinggal oleh suaminya karena kecelakaan pesawat terbang, sedangkan Mbak Siska adalah seorang istri pejabat yang sering ditinggal suaminya keluar negeri. Mbak Ratna mempunyai tubuh padat, kulit putih, tinggi kurang lebih 165 cm. Sedangkan Mbak Siska agak langsing dengan payudara yang agak lumayan menonjol serta mempunyai warna kulit yang sama dengan Mbak Ratna.“Na, aku pulang dulu yach, tuch sudah dijemput anakku, masalahnya aku mau ke Bogor ada acara arisan” kata Mbak Siska.“Lho aku pulang dengan siapa nich” sela Mbak Ratna.
“Gampang nanti diantar oleh adik gue” jawab Rini seraya menepuk bahuku.
“Wah enggak ngerepotin nih Mas” kata Mbak Ratna kembali.
“Enggak koq Mbak” jawabku.Lalu aku disuruh menemani Mbak Ratna mengobrol, karena sepupuku Rini hendak mandi.
Kulihat Mbak Ratna memakai rok hitam serta blazer berwarna pink, duduk santai di karpet membaca majalah sambil meluruskan kakinya. Kulihat begitu bening kulit dipahanya. Lalu kami mengobrol panjang lebar, tapi kulihat dari pandangan Mbak Ratna agak sedikit genit, sehingga membuatku pusing juga. Setelah Rini selesai mandi, Mbak Ratna mohon pamit.“Mas tolongin dong, maklum nih sudah tua” sambil minta tolong kepadaku supaya meraih kedua tangannya untuk berdiri.
“Ha ha ha Ratna.. Ratna.. Makanya minum jamu dong” ledek Rini terhadapnya.
“Aduh.. Koq begini yach pinggangku” jawab Mbak Ratna sambil menunduk memegang pinggangnya.
“Nah lho.. Kenapa nich” tanya Rini.
“Enggak tahu nich” jawab Mbak Ratna. Lalu aku tuntun Mbak Ratna ke dalam mobil.“Ok. Rin.. Sampai lusa yah bye.. bye.. ”
Dalam perjalanan Mbak Ratna duduk di depan, menemaniku membawa mobil, dia juga minta izin kalau dia mau rebahan sambil menurunkan sandaran jok kebelakang. Kadang kucuri pandang paha Mbak Ratna yang agak tersingkap dari roknya.“Mas sepertinya pinggangku agak salah urat nih saat duduk di karpet tadi”
“Wah itu harus cepat-cepat diurut lho.. Mbak” kataku.
“Tapi mau cari tukang urut dimana, malam-malam begini” kata Mbak Ratna.
“Memang anak-anak Mbak enggak ada yang bisa ngurut Mbak?” tanyaku memancing.
“Mereka semua di Jogya Mas, kuliah disana” jawabnya.
“Yach kalau enggak keberatan, aku bisa sich mengurut pinggang Mbak Ratna” pancingku lagi.
“Yah udah.. ” jawabnya mengangguk.
Singkat cerita aku menunggu Mbak Ratna diruang tamu, karena dia sedang ganti baju sambil membuatkan aku teh manis. Mbak Ratna keluar dari ruang tengah sambil membawa cangkir minuman untukku, dengan hanya mengenakan daster yang amat tipis, sehingga secara samar-samar terlihat BH serta celana dalamnya. Wah tambah pusing aku dibuatnya.“Minum dulu deh Mas” sapa dia.Lalu aku diajak ke dalam kamar Mbak Ratna, untuk diurut.“Mas bagian sini nih” sambil Mbak Ratna mengangkat dasternya hingga kebahunya dalam keadaan terlungkup ditempat tidur.
Memang Mbak Ratna ini mempunyai tubuh yang padat, hingga kedua belah bagian pantatnya tampak tersembul ke atas, dan yang lebih gilanya dia memakai celana dalam yang model belakangnya hanya seutas tali yang menyelip diantara kedua belah pantatnya. Tak disangka hari ini aku menikmati pemandangan yang luar biasa indahnya. Lalu aku mengambil minyak dari keranjang yang telah dia sediakan, didalam keranjang itu juga ada beberapa botol alat-alat untuk mandi.
Aku mulai menggosok bagian pinggangnya dan kadang-kadang tanganku kusentuh pada bongkahan daging pada kedua belah pantatnya. Dia rupanya sangat menikmati urutan tanganku dipinggangnya, hingga dia terlelap tidur.“Mbak gimana sudah agak enakan enggak?” tanyaku. Dia kaget terbangun lalu, dia berkata “Mas bisa tolong sekalian betis kakiku enggak, masalahnya agak pegal-pegal juga nih”“Yups.. ” jawabku singkat.
Tampak Mbak Ratna agak merenggangkan kedua belah kakinya dan tetap dalam posisi terlungkup, tampak sekilas kulihat pinggiran lubang vagina Mbak Ratna tersembul diantara celana dalamnya yang memang hanya berbentuk segitiga pada bagian depannya. Aku lalu menukar minyak gosok dengan body oil dalam keranjang diatas meja dekat tempat tidur Mbak Ratna. Aku mulai menggosok dari betis ke arah paha dengan melumurkan body oil agak banyak. Terus kuurut kedua belah betis Mbak Ratna hingga sampai kedua belah pahanya.“Mas urutnya agak ditekan sedikit dibagian sini Mas, soalnya pegel amat sih” kata Mbak Ratna sambil menunjuk antara paha dan pantatnya dibagian belakang, lalu dia juga membuka tali dari celana dalamnya dan menariknya lalu ditaruhnya dekat bantal dikepalanya.
Makin jelas sudah kulihat vagina Mbak Ratna dari bagian belakang dan tampaknya bulu-bulu jembutnya dicukur bersih olehnya. Aku mulai menekan pantatnya dengan kedua jempolku, dan kadang-kadang aku sentuh lubang anus Mbak Ratna dengan sentuhan halus.
“Oh..” tampak Mbak Ratna mulai mendesah.Aku tuang body oil banyak-banyak dikedua bongkahan daging dipantatnya, lalu aku mulai menggosoknya turun naik dari kedua pahanya. Lalu Mbak Ratna menyuruhku menaruh body oil ditelapak tanganku, lalu dipegangnya tanganku dan ditaruh disela-sela lubang kemaluannya.“Mas tolong gosok dibagian ini yah Mas” pintanya. Lalu aku mulai menggosok bibir kemaluannya mulai dari lubang anus Mbak Ratna. “Oh.. Mas teruskan Mas.. Oh.. ”Kulihat Mbak Ratna mulai terangsang oleh sentuhan-sentuhan kelima jariku. Tanpa buang waktu sambil menggosok body oil kumasukan jari tengahku ke dalam lubang kemaluannya, terus kulakukan beberapa kali, dan kulihat kedua tangan Mbak Ratna meramas keras sprei ditempat tidurnya. Tiba-tiba Mbak Ratna bangun dari tempat tidurnya lalu menyerangku dengan ciuman dibibirku sambil mempermainkan lidahnya. Dan dia berbisik.“Mas aku buka bajunya yah”Aku hanya mengangguk tanda setuju.
Dilepaskannya baju dan celanaku, hingga tak selembar pun benang menempel ditubuhku.“Daster Mbak aku buka juga yach” Dia pun mengangguk setuju. Aku disuruhnya duduk disamping tempat tidurnya, lalu disodorkan kedua belah buah dadanya kemulutku, dan aku sambut dengan melumat kedua belah bongkahan daging kenyal didadanya. Tangan kananku juga sudah bermain disekitar vagina Mbak Ratna, tampaknya bekas body oil yang tadi sudah bercampur dengan cairan bening dilubang kemaluan Mbak Ratna. Dia makin mendekap kepalaku kedadanya, dan kadang-kadang pinggulnya menghentak-hentak ke arahku, saat jari-jariku keluar masuk ke dalam lubang kemaluannya.
Lalu dia jongkok dihadapanku dan mulai memasukan penisku ke dalam mulutnya, tampak penisku hilang ditelan oleh gumulan mulutnya hingga masuk menyentuh tenggorokannya. Rasa nikmat mulai menjalar keubun-ubun kepalaku. Lalu dia permainkan lidahnya pada ujung bagian bawah penisku. Wah sangat pintar sekali pikirku Mbak Ratna ini cara merangsang laki-laki.“Mas mau khan gantian” pintanya.
Aku mengerti bahwa Mbak Ratna minta dijilati vaginanya. Lalu dia mengambil handuk kecil, disemprotnya handuk tersebut dengan minyak wangi, yang kutahu bukan minyak wangi lokal, lalu dibersihkan selangkangannya dengan handuk tersebut. Lalu dia pun tidur terlentang dengan mengganjal pantatnya dengan dua buah bantal tidurnya. Maka tampak jelas lubang kemaluan Mbak Ratna yang telah mempunyai bibir disisi kanan kirinya dengan warna merah kecoklat-coklatan. Dan tampak pula lubang anus Mbak Ratna yang sudah berwarna coklat tua, pasti dia pernah bermain anal sex juga nih pikirku. Dan memang tidak terlihat sehelai rambut pun disekitar kemaluan dan anusnya.
Lalu aku mulai jilat bibir kemaluan Mbak Ratna, dan memang tidak tercium bau yang aneh-aneh, berarti memang Mbak Ratna sangat rajin merawat tubuhnya. Dia mulai menggelinjang diatas tempat tidurnya, saat kusapu kemaluannya dengan lidahku. Lalu aku oleskan telunjukku dengan body oil, dan kumasukan pelan-pelan ke dalam lubang anusnya, berbarengan dengan lidahku mempermainkan kelentitnya.“Och.. Och.. Och..!! ”Tampak teriakan Mbak Ratna sepertinya tidak menghiraukan akan ada orang lain yang mendengarkannya. “Teruskan Mas.. Jangan berhenti.. Oh.”Terus kupermainkan kedua lubang Mbak Ratna, akhirnya dia memintaku untuk memasukkan penisku ke dalam lubang kemaluannya.
“Mas.. Pakai kondom yah.., itu ambil didalam laci”Ternyata didalam laci kulihat bukan hanya kondom, tetapi ada beberapa penis yang terbuat dari karet elastis juga terdapat didalamnya. Setelah kupakai kondom, kumasukan penisku ke dalam kemaluannya, langsung aku hentak keras beberapa kali lubang kemaluannya. Ia pun mengimbangi dengan mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, terus kulakukan permainan keras tersebut selama tiga puluh menit, hingga kulihat Mbak Ratna tidak lagi melakukan perlawanan. Sedangkan penisku belum ada tanda-tanda mau mengeluarkan pejunya, lalu aku cabut penisku dari lubang kemaluan Mbak Ratna. Perlahan-lahan aku masukan ke dalam lubang anus Mbak Ratna sambil meneteskan body oil dibagian atas penisku.“Pelan-pelan Mas..
”Terus aku tekan penisku hingga terpendam habis dilubang anus Mbak Ratna, dan pelan-pelan juga aku tarik, lalu aku masukan kembali, sampai Mbak Ratna tidak membuat reaksi tanda sakit dilubang anusnya. Aku mulai menggenjot tanpa henti penisku ke dalam lubang anusnya, dan karena tidak selonggar lubang kemaluan Mbak Ratna, pejuku mulai berlomba-lomba ingin keluar.Dan saat pejuku hendak muncrat kutekan penisku dalam-dalam sambil mencium bibir dan merangkul tubuh Mbak Ratna kuat-kuat. Setelah itu aku terkulai disisi tubuh Mbak Ratna. Dan kulihat Mbak Ratna mencabut kondomku lalu membersihkan penisku dengan handuk kecilnya. Lalu ia pun merangkul diriku, sambil berbisik.“Jaga rahasia kita berdua ini yah Mas..”Akupun mengangguk lalu kukecup keningnya, sambil merangkulnya erat-erat.
Aku mempunyai saudara sepupu bernama Rini yang umurnya kurang lebih 45 tahun. Dia sudah menjanda selama tiga tahun. Sekarang dia tinggal di salah satu perumahan yang tidak terlalu besar maupun kecil. Kebetulan anak dari sepupuku ini sudah ditempat kost, karena mereka lebih dekat dari tempat kuliahnya. Aku kadang-kadang mampir ketempatnya, untuk mengobrol maupun mendengar keluh kesah dia, karena dari kecil kami sangat akrab.Suatu saat aku mampir, terlihat beberapa teman sepupuku yang sedang bertamu. Biasanya aku langsung ke ruang tamu dibelakang, membaca koran, majalah atau menonton televisi. Karena aku pikir mereka sedang mengobrol seputar cowok atau mengenai salon. Lalu aku dipanggil oleh sepupuku untuk diperkenalkan kepada teman-temannya.
“Kenalin nich Mbak Ratna dan Mbak Siska” kata sepupuku. Aku menjabat tangan satu persatu teman sepupuku ini. Karena mereka sepertinya sangat santai sekali cara mengobrolnya, aku agak sungkan lalu aku ke belakang kembali. Kudengar cara mereka bicara seperti anak-anak seumur tujuh belas tahun, mungkin bila di depan anak-anak mereka, tidak begitu cara mereka berbicara.
Mereka tinggal di perumahan Bintaro, bila dengar cerita sepupuku Mbak Ratna baru enam bulan ini ditinggal oleh suaminya karena kecelakaan pesawat terbang, sedangkan Mbak Siska adalah seorang istri pejabat yang sering ditinggal suaminya keluar negeri. Mbak Ratna mempunyai tubuh padat, kulit putih, tinggi kurang lebih 165 cm. Sedangkan Mbak Siska agak langsing dengan payudara yang agak lumayan menonjol serta mempunyai warna kulit yang sama dengan Mbak Ratna.“Na, aku pulang dulu yach, tuch sudah dijemput anakku, masalahnya aku mau ke Bogor ada acara arisan” kata Mbak Siska.“Lho aku pulang dengan siapa nich” sela Mbak Ratna.
“Gampang nanti diantar oleh adik gue” jawab Rini seraya menepuk bahuku.
“Wah enggak ngerepotin nih Mas” kata Mbak Ratna kembali.
“Enggak koq Mbak” jawabku.Lalu aku disuruh menemani Mbak Ratna mengobrol, karena sepupuku Rini hendak mandi.
Kulihat Mbak Ratna memakai rok hitam serta blazer berwarna pink, duduk santai di karpet membaca majalah sambil meluruskan kakinya. Kulihat begitu bening kulit dipahanya. Lalu kami mengobrol panjang lebar, tapi kulihat dari pandangan Mbak Ratna agak sedikit genit, sehingga membuatku pusing juga. Setelah Rini selesai mandi, Mbak Ratna mohon pamit.“Mas tolongin dong, maklum nih sudah tua” sambil minta tolong kepadaku supaya meraih kedua tangannya untuk berdiri.
“Ha ha ha Ratna.. Ratna.. Makanya minum jamu dong” ledek Rini terhadapnya.
“Aduh.. Koq begini yach pinggangku” jawab Mbak Ratna sambil menunduk memegang pinggangnya.
“Nah lho.. Kenapa nich” tanya Rini.
“Enggak tahu nich” jawab Mbak Ratna. Lalu aku tuntun Mbak Ratna ke dalam mobil.“Ok. Rin.. Sampai lusa yah bye.. bye.. ”
Dalam perjalanan Mbak Ratna duduk di depan, menemaniku membawa mobil, dia juga minta izin kalau dia mau rebahan sambil menurunkan sandaran jok kebelakang. Kadang kucuri pandang paha Mbak Ratna yang agak tersingkap dari roknya.“Mas sepertinya pinggangku agak salah urat nih saat duduk di karpet tadi”
“Wah itu harus cepat-cepat diurut lho.. Mbak” kataku.
“Tapi mau cari tukang urut dimana, malam-malam begini” kata Mbak Ratna.
“Memang anak-anak Mbak enggak ada yang bisa ngurut Mbak?” tanyaku memancing.
“Mereka semua di Jogya Mas, kuliah disana” jawabnya.
“Yach kalau enggak keberatan, aku bisa sich mengurut pinggang Mbak Ratna” pancingku lagi.
“Yah udah.. ” jawabnya mengangguk.
Singkat cerita aku menunggu Mbak Ratna diruang tamu, karena dia sedang ganti baju sambil membuatkan aku teh manis. Mbak Ratna keluar dari ruang tengah sambil membawa cangkir minuman untukku, dengan hanya mengenakan daster yang amat tipis, sehingga secara samar-samar terlihat BH serta celana dalamnya. Wah tambah pusing aku dibuatnya.“Minum dulu deh Mas” sapa dia.Lalu aku diajak ke dalam kamar Mbak Ratna, untuk diurut.“Mas bagian sini nih” sambil Mbak Ratna mengangkat dasternya hingga kebahunya dalam keadaan terlungkup ditempat tidur.
Memang Mbak Ratna ini mempunyai tubuh yang padat, hingga kedua belah bagian pantatnya tampak tersembul ke atas, dan yang lebih gilanya dia memakai celana dalam yang model belakangnya hanya seutas tali yang menyelip diantara kedua belah pantatnya. Tak disangka hari ini aku menikmati pemandangan yang luar biasa indahnya. Lalu aku mengambil minyak dari keranjang yang telah dia sediakan, didalam keranjang itu juga ada beberapa botol alat-alat untuk mandi.
Aku mulai menggosok bagian pinggangnya dan kadang-kadang tanganku kusentuh pada bongkahan daging pada kedua belah pantatnya. Dia rupanya sangat menikmati urutan tanganku dipinggangnya, hingga dia terlelap tidur.“Mbak gimana sudah agak enakan enggak?” tanyaku. Dia kaget terbangun lalu, dia berkata “Mas bisa tolong sekalian betis kakiku enggak, masalahnya agak pegal-pegal juga nih”“Yups.. ” jawabku singkat.
Tampak Mbak Ratna agak merenggangkan kedua belah kakinya dan tetap dalam posisi terlungkup, tampak sekilas kulihat pinggiran lubang vagina Mbak Ratna tersembul diantara celana dalamnya yang memang hanya berbentuk segitiga pada bagian depannya. Aku lalu menukar minyak gosok dengan body oil dalam keranjang diatas meja dekat tempat tidur Mbak Ratna. Aku mulai menggosok dari betis ke arah paha dengan melumurkan body oil agak banyak. Terus kuurut kedua belah betis Mbak Ratna hingga sampai kedua belah pahanya.“Mas urutnya agak ditekan sedikit dibagian sini Mas, soalnya pegel amat sih” kata Mbak Ratna sambil menunjuk antara paha dan pantatnya dibagian belakang, lalu dia juga membuka tali dari celana dalamnya dan menariknya lalu ditaruhnya dekat bantal dikepalanya.
Makin jelas sudah kulihat vagina Mbak Ratna dari bagian belakang dan tampaknya bulu-bulu jembutnya dicukur bersih olehnya. Aku mulai menekan pantatnya dengan kedua jempolku, dan kadang-kadang aku sentuh lubang anus Mbak Ratna dengan sentuhan halus.
“Oh..” tampak Mbak Ratna mulai mendesah.Aku tuang body oil banyak-banyak dikedua bongkahan daging dipantatnya, lalu aku mulai menggosoknya turun naik dari kedua pahanya. Lalu Mbak Ratna menyuruhku menaruh body oil ditelapak tanganku, lalu dipegangnya tanganku dan ditaruh disela-sela lubang kemaluannya.“Mas tolong gosok dibagian ini yah Mas” pintanya. Lalu aku mulai menggosok bibir kemaluannya mulai dari lubang anus Mbak Ratna. “Oh.. Mas teruskan Mas.. Oh.. ”Kulihat Mbak Ratna mulai terangsang oleh sentuhan-sentuhan kelima jariku. Tanpa buang waktu sambil menggosok body oil kumasukan jari tengahku ke dalam lubang kemaluannya, terus kulakukan beberapa kali, dan kulihat kedua tangan Mbak Ratna meramas keras sprei ditempat tidurnya. Tiba-tiba Mbak Ratna bangun dari tempat tidurnya lalu menyerangku dengan ciuman dibibirku sambil mempermainkan lidahnya. Dan dia berbisik.“Mas aku buka bajunya yah”Aku hanya mengangguk tanda setuju.
Dilepaskannya baju dan celanaku, hingga tak selembar pun benang menempel ditubuhku.“Daster Mbak aku buka juga yach” Dia pun mengangguk setuju. Aku disuruhnya duduk disamping tempat tidurnya, lalu disodorkan kedua belah buah dadanya kemulutku, dan aku sambut dengan melumat kedua belah bongkahan daging kenyal didadanya. Tangan kananku juga sudah bermain disekitar vagina Mbak Ratna, tampaknya bekas body oil yang tadi sudah bercampur dengan cairan bening dilubang kemaluan Mbak Ratna. Dia makin mendekap kepalaku kedadanya, dan kadang-kadang pinggulnya menghentak-hentak ke arahku, saat jari-jariku keluar masuk ke dalam lubang kemaluannya.
Lalu dia jongkok dihadapanku dan mulai memasukan penisku ke dalam mulutnya, tampak penisku hilang ditelan oleh gumulan mulutnya hingga masuk menyentuh tenggorokannya. Rasa nikmat mulai menjalar keubun-ubun kepalaku. Lalu dia permainkan lidahnya pada ujung bagian bawah penisku. Wah sangat pintar sekali pikirku Mbak Ratna ini cara merangsang laki-laki.“Mas mau khan gantian” pintanya.
Aku mengerti bahwa Mbak Ratna minta dijilati vaginanya. Lalu dia mengambil handuk kecil, disemprotnya handuk tersebut dengan minyak wangi, yang kutahu bukan minyak wangi lokal, lalu dibersihkan selangkangannya dengan handuk tersebut. Lalu dia pun tidur terlentang dengan mengganjal pantatnya dengan dua buah bantal tidurnya. Maka tampak jelas lubang kemaluan Mbak Ratna yang telah mempunyai bibir disisi kanan kirinya dengan warna merah kecoklat-coklatan. Dan tampak pula lubang anus Mbak Ratna yang sudah berwarna coklat tua, pasti dia pernah bermain anal sex juga nih pikirku. Dan memang tidak terlihat sehelai rambut pun disekitar kemaluan dan anusnya.
Lalu aku mulai jilat bibir kemaluan Mbak Ratna, dan memang tidak tercium bau yang aneh-aneh, berarti memang Mbak Ratna sangat rajin merawat tubuhnya. Dia mulai menggelinjang diatas tempat tidurnya, saat kusapu kemaluannya dengan lidahku. Lalu aku oleskan telunjukku dengan body oil, dan kumasukan pelan-pelan ke dalam lubang anusnya, berbarengan dengan lidahku mempermainkan kelentitnya.“Och.. Och.. Och..!! ”Tampak teriakan Mbak Ratna sepertinya tidak menghiraukan akan ada orang lain yang mendengarkannya. “Teruskan Mas.. Jangan berhenti.. Oh.”Terus kupermainkan kedua lubang Mbak Ratna, akhirnya dia memintaku untuk memasukkan penisku ke dalam lubang kemaluannya.
“Mas.. Pakai kondom yah.., itu ambil didalam laci”Ternyata didalam laci kulihat bukan hanya kondom, tetapi ada beberapa penis yang terbuat dari karet elastis juga terdapat didalamnya. Setelah kupakai kondom, kumasukan penisku ke dalam kemaluannya, langsung aku hentak keras beberapa kali lubang kemaluannya. Ia pun mengimbangi dengan mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, terus kulakukan permainan keras tersebut selama tiga puluh menit, hingga kulihat Mbak Ratna tidak lagi melakukan perlawanan. Sedangkan penisku belum ada tanda-tanda mau mengeluarkan pejunya, lalu aku cabut penisku dari lubang kemaluan Mbak Ratna. Perlahan-lahan aku masukan ke dalam lubang anus Mbak Ratna sambil meneteskan body oil dibagian atas penisku.“Pelan-pelan Mas..
”Terus aku tekan penisku hingga terpendam habis dilubang anus Mbak Ratna, dan pelan-pelan juga aku tarik, lalu aku masukan kembali, sampai Mbak Ratna tidak membuat reaksi tanda sakit dilubang anusnya. Aku mulai menggenjot tanpa henti penisku ke dalam lubang anusnya, dan karena tidak selonggar lubang kemaluan Mbak Ratna, pejuku mulai berlomba-lomba ingin keluar.Dan saat pejuku hendak muncrat kutekan penisku dalam-dalam sambil mencium bibir dan merangkul tubuh Mbak Ratna kuat-kuat. Setelah itu aku terkulai disisi tubuh Mbak Ratna. Dan kulihat Mbak Ratna mencabut kondomku lalu membersihkan penisku dengan handuk kecilnya. Lalu ia pun merangkul diriku, sambil berbisik.“Jaga rahasia kita berdua ini yah Mas..”Akupun mengangguk lalu kukecup keningnya, sambil merangkulnya erat-erat.
0 Response to "Pengalaman Pertama Ngentot Dengan Janda Sangek"
Post a Comment