Kenangan Seks Terindah Dengan Guru Sekolah Ku
Sunday, 19 April 2020
Boshepoker,
CeritaGuruMesum,
CeritaSeks,
CeritaSeksPelajar,
DewaDomino,
DewaPoker,
DewaSakong,
IDNGames,
IDPRO,
KontolGede,
Lolipoker,
MemekBasah,
MemekSempit,
NgentotIstri,
PokerVGames,
ToketGede
Edit
BOSHE - Ini diawali dari ingatanku waktu dulu masih sekolah, pasti ada saja salah satu guru yang menjadi favorit. Mungkin banyak juga yang memfavoritkan ibu guru, apalagi ibu guru cantik, dan suka berpenampilan seksi, jadi pengen ngentot ibu guru kan, dari awalnya menghayal sampailah pada onani , okelah ini adalah cerita dewasa tentang pengalaman murid yang bisa bercinta dengan ibu guru nya sendiri, cerita sex hot dan mungkin akan membuat anda senat senut. Mungkin . bukan cerita seks ibu dosen, tapi cerita seks ibu guru.
Sebagai siswa sebuah SMU Swasta, aku bukanlah murid yang pintar tapi juga tidak bodoh-bodoh amat. Biasa-biasa saja. Tidak bisa dibanggakan. Yang bisa aku banggakan adalah wajahku yang ganteng dengan bentuk tubuh yang atletis. Tinggi jangkung dan berat yang seimbang. Dan paling aku banggakan adalah ukuran kemaluanku yang luar biasa besarnya, panjangnya 22 cm dengan diameter 5 cm. Membuat iri teman laki-lakiku.
Namaku Mikel, cukup terkenal di sekolahku. Mungkin karena aku bandel dan sering berganti-ganti cewek. Banyak teman sekolahku yang pernah aku tiduri. Mereka tergila-gila setelah menikmati jalan tolku yang luar biasa dan tahan lama kalau bersetubuh.
Sore itu, setelah semua pelajaran selesai aku bergegas pulang kerumah. Semua buku-buku sudah kumasukkan kedalam tas. Kustart sepeda motorku menuju jalan raya. Tapi di tengah perjalanan aku baru ingat, pulpenku tertinggal di dalam kelas. Dengan tergesa-gesa aku balik lagi ke sekolahku. Setelah mengambil kembali pulpenku, aku berjalan lagi menuju parkir sepeda motorku. Untuk mencapai tempat parkir, aku harus melewati ruangan guru.
Ketika melewati ruangan guru-guru, aku mendengan suara mendesah-desah disertai rintihan-rintihan kecil. Aku penasaran dengan suara-suara itu. Aku mendekati pintu ruangan, suara-suara itu semakin keras. Aku semakin penasaran dibuatnya. Kubuka pintu ruangan, dengan berjalan mengendap-endap, aku mencari tahu darimana datangnya suara-suara itu. Begitu mendekati ruangan Bu Rani, aku terkejut. Disana kulihat Bu Rani, guru bahasa Inggrisku yang telah setahun menjanda, sedang bercumbu dengan Pak Edi, guru olahragaku, dalam posisi berdiri.
Bibir mereka saling kecup. Lidah mereka saling sedot. Tangan Pak Edi meremas-remas pantat Bu Rani yang padat, sedangkan tangan Bu Rani melingkar dipinggang Pak Edi. Mereka yang sedang asik tak tahu akan kehadiranku. Aku mendekati arah mereka. Aku membungkukkan badan dan bersembunyi dibalik meja, mengintip mereka dari jarak yang sangat dekat.
Mereka menyudahi bercumbu, kemudian Pak Edi duduk dipinggir meja, kakinya menjuntai kelantai. Bu Rani berdiri didepannya. Bu Rani mendekati Pak Edi, dengan buasnya dia menarik celana panjang Pak Edi. Tak ketinggalan celana dalam Pak Edi juga diembatnya. Hingga Pak Edi setengah telanjang. Bu Rani menguru-urut jalan tol Pak Edi. jalan tolnya yang tidak begitu besar, sedikit demi sedikit menegang. Bu Rani membungkukkan tubuhnya, hingga wajahnya pas diatas selangkangan Pak Edi. jalan tol Pak Edi diciuminya.
“Isep.. sayang.. isep.. jalan tolku” suruh Pak Edi.
Bu Rani tersenyum mengangguk. Dia mulai menjilati kepala jalan tol Pak Edi. Terus turun kearah pangkalnya. Bu Rani sangat pintar memainkan lidahnya dijalan tol Pak Edi.
“Oohh.. enakk.. sayang.., truss.., truss”.
Bu Rani tersenyum mengangguk. Dia mulai menjilati kepala jalan tol Pak Edi. Terus turun kearah pangkalnya. Bu Rani sangat pintar memainkan lidahnya dijalan tol Pak Edi.
“Oohh.. enakk.. sayang.., truss.., truss”.
Pak Edi mengerang ketika Bu Rani mengulum jalan tolnya. Seluruh batang jalan tol Pak Edi masuk kemulutnya. jalan tol Pak Edi maju mundur didalam mulut Bu Rani. Tangan Bu Rani mengurut-urut buah pelirnya. Pak Edi merasakan nikmat yang luar biasa. Matanya merem melek. Pantatnya diangkat-angkat. Aku sangat terangsang melihat pemandangan itu. Kuraba-raba jalan tolku yang menegang. Kubuka retsleting celanaku.Kukocok-kocok jalan tolku dengan tanganku. Birahiku memuncak. Ingin rasanya aku bergabung dengan mereka, tapi keinginan itu kutahan, menunggu saat yang tepat.
Lima belas menit berlalu, Pak Edi menarik dan menjambak kepala Bu Rani.
“Akhh.., akuu.. mauu.., ke.. keluar sayang” Pak Edi menjerit histeris.
“Keluarin aja sayang, aku ingin meminumnya” sahut Bu Rani.
Bu Rani tak mempedulikannya. Semakin cepat dikulumnya jalan tol Pak Edi dan tangan kanannya mengocok-ngocok pangkal jalan tol Pak Edi seirama kocokan mulutnya. jalan tol Pak Edi berkedut-kedut, otot-ototnya menegang.
“Akhh.., akuu.. mauu.., ke.. keluar sayang” Pak Edi menjerit histeris.
“Keluarin aja sayang, aku ingin meminumnya” sahut Bu Rani.
Bu Rani tak mempedulikannya. Semakin cepat dikulumnya jalan tol Pak Edi dan tangan kanannya mengocok-ngocok pangkal jalan tol Pak Edi seirama kocokan mulutnya. jalan tol Pak Edi berkedut-kedut, otot-ototnya menegang.
Dan crott! crott! crott! Pak Edi menumpahkan spermanya didalam mulut Bu Rani. Bu Rani meminum cairan sperma itu. jalan tol Pak Edi terus dijilatinya, hingga seluruh sisa-sisa sperma Pak Edi bersih. jalan tol Pak Edi kemudian mengecil didalam mulutnya.
Pak Edi yang sudah mencapai orgasme kemudian turun dari meja.
“Kamu puas sayang dengan serviceku” tanya Bu Rani.
“Puas sekali, kamu pitar sayang” puji Pak Edi sambil tersenyum.
“Gantian sayang, sekarang giliranmu memberiku kepuasan” pinta Bu Rani.
Bu Rani melepaskan gaunnya, juga pakaian atasnya, hingga dia telanjang bulat. Astaga ternyata Bu Rani tak memakai apa-apa dibalik gaunnya. Aku dapat melihat dengan jelas lekuk tubuh mulusnya, putih bersih, ramping dan sexy dengan buah dada yang besar dan padat, juga bentuk tempenya yang indah dihiasi bulu-bulu yang dicukur tipis dan rapi. DOMINO
“Kamu puas sayang dengan serviceku” tanya Bu Rani.
“Puas sekali, kamu pitar sayang” puji Pak Edi sambil tersenyum.
“Gantian sayang, sekarang giliranmu memberiku kepuasan” pinta Bu Rani.
Bu Rani melepaskan gaunnya, juga pakaian atasnya, hingga dia telanjang bulat. Astaga ternyata Bu Rani tak memakai apa-apa dibalik gaunnya. Aku dapat melihat dengan jelas lekuk tubuh mulusnya, putih bersih, ramping dan sexy dengan buah dada yang besar dan padat, juga bentuk tempenya yang indah dihiasi bulu-bulu yang dicukur tipis dan rapi. DOMINO
Bu Rani kemudian naik keatas meja, kakinya diselonjorkan kelantai. Pak Edi mendekatinya. tempe Bu Rani diusap-usp dengan tangannya. Jari-jarinya dimasukkan, mencucuk-cucuk tempe Bu Rani. Bu Rani menjerit nikmat.
“Isep sayang, isep tempeku sayang” pinta Bu Rani menghiba.
Pak Edi menurunkan wajahnya mendekati selangkangan Bu Rani. Lidahnya dijulurkan ketempe Bu Rani. Disibaknya bibir tempe Bu Rani dengan lidahnya. Pak Edi mulai menjilati tempe Bu Rani.
“Oohh.. truss.. sayang.., jilatin terus.., akhh” Bu Rani mendesah.
Pak Edi dengan lihainya memainkan lidahnya dibibir tempe Bu Rani. Dihisapnya tempe Bu Rani dari bagian luar kedalam. tempe Bu Rani yang merah dan basah dicucuk-cucuknya. Kelentitnya disedot-sedot dengan mulutnya.
“Oohh.., enakk.., truss.., truss.., sayang” jerit Bu Rani.
“Isep sayang, isep tempeku sayang” pinta Bu Rani menghiba.
Pak Edi menurunkan wajahnya mendekati selangkangan Bu Rani. Lidahnya dijulurkan ketempe Bu Rani. Disibaknya bibir tempe Bu Rani dengan lidahnya. Pak Edi mulai menjilati tempe Bu Rani.
“Oohh.. truss.. sayang.., jilatin terus.., akhh” Bu Rani mendesah.
Pak Edi dengan lihainya memainkan lidahnya dibibir tempe Bu Rani. Dihisapnya tempe Bu Rani dari bagian luar kedalam. tempe Bu Rani yang merah dan basah dicucuk-cucuknya. Kelentitnya disedot-sedot dengan mulutnya.
“Oohh.., enakk.., truss.., truss.., sayang” jerit Bu Rani.
Hampir seluruh bagian tempe Bu Rani dijilati Pak Edi. Tanpa sejengkalpun dilewatinya.
“Akkhh.., akuu.. mauu.. ke.. keluar.. sayang” erang Bu Rani.
tempenya berkedut-kedut. Otot-otot tempenya menegang. Dijambaknya rambut Pak Edi, dibenamkannya keselangkangannya.
“A.. akuu.., keluarr.., sayang” Bu Rani menjerit histeris ketika mencapai orgasme. tempenya sangat basah oleh cairan spermanya. Pak Edi menjilati tempenya hingga bersih.
“Akkhh.., akuu.. mauu.. ke.. keluar.. sayang” erang Bu Rani.
tempenya berkedut-kedut. Otot-otot tempenya menegang. Dijambaknya rambut Pak Edi, dibenamkannya keselangkangannya.
“A.. akuu.., keluarr.., sayang” Bu Rani menjerit histeris ketika mencapai orgasme. tempenya sangat basah oleh cairan spermanya. Pak Edi menjilati tempenya hingga bersih.
“Kamu puas Ran?” tanya Pak Edi
“Belum! Entot aku sayang, aku ingin merasakan jalan tolmu” pinta Bu Rani.
“Maaf Ran! Aku tak bisa, aku harus pulang”.
“Nanti istriku curiga, aku pulang sore” sahut Pak Edi menolak.
“Kamu pengecut Edi! Dikasih enak aja takut!” kata Bu Rani jengkel.
Matanya meredup, memohon pada Pak Edi. Pak Edi tak mempedulikannya. Dia mengenakan celananya, kemudian berlalu meninggalkan Bu Rani yang menatapnya sambil memohon.
“Belum! Entot aku sayang, aku ingin merasakan jalan tolmu” pinta Bu Rani.
“Maaf Ran! Aku tak bisa, aku harus pulang”.
“Nanti istriku curiga, aku pulang sore” sahut Pak Edi menolak.
“Kamu pengecut Edi! Dikasih enak aja takut!” kata Bu Rani jengkel.
Matanya meredup, memohon pada Pak Edi. Pak Edi tak mempedulikannya. Dia mengenakan celananya, kemudian berlalu meninggalkan Bu Rani yang menatapnya sambil memohon.
Ini kesempatanku! Pikirku dalam hati. Nafsu birahiku yang sudah memuncak melihat mereka saling isap, ingin disalurkan. Setelah Pak Edi berlalu, kudekati Bu Rani yang masih rebahan diatas meja. Kakinya menggantung ditepi meja. Dengan hati-hati aku berjalan mendekat. Kulepaskan baju seragamku, juga celanaku hingga aku telanjang bulat. jalan tolku yang sudah menegang, mengacung dengan bebasnya. Sampai didepan selangkangan Bu Rani, tanganku meraba-raba paha mulusnya. Rabaanku terus keatas kebibir tempenya. Dia melenguh. Kusibakkan bibir tempenya dengan tanganku. Kuusap-usap bulu tempenya. Kudekatkan mulutku keselangkangannya. Kujilati bibir tempenya dengan lidahku.
“Si.. siapa.., kamu” bentak Bu Rani ketika tahu tempenya kujilati.
“Tenang Bu! Saya Mikel murid Ibu! Saya Ingin memberi Ibu kepuasan seperti Pak Edi” sahutku penuh nafsu.
Bu Rani tidak menyahut. Merasa mendapat angin segar. Aku semakin berani saja. Nafsu birahi Bu Rani yang belum tuntas oleh Pak Edi membuatnya menerima kehadiaranku.
“Tenang Bu! Saya Mikel murid Ibu! Saya Ingin memberi Ibu kepuasan seperti Pak Edi” sahutku penuh nafsu.
Bu Rani tidak menyahut. Merasa mendapat angin segar. Aku semakin berani saja. Nafsu birahi Bu Rani yang belum tuntas oleh Pak Edi membuatnya menerima kehadiaranku.
Aku melanjutkan aktivitasku menjilati tempe Bu Rani. Lubang tempenya kucucuk dengan lidahku. Kelentitnya kusedot-sedot.
“Oohh.., truss.. Mikel.., truss.. isep.. sayang” pintanya memohon.
Hampir setiap jengkal dari tempe Bu Rani kujilati. Bu Rani mengerang menahan nafsu birahinya. Kedua kakinya terangkat tinggi, menjepit kepalaku.
“Oohh.., truss.. Mikel.., truss.. isep.. sayang” pintanya memohon.
Hampir setiap jengkal dari tempe Bu Rani kujilati. Bu Rani mengerang menahan nafsu birahinya. Kedua kakinya terangkat tinggi, menjepit kepalaku.
Lima belas menit berlalu aku menyudahi aktivitasku. Aku naik keatas meja. Aku berlutut diatas tubuhnya. jalan tolku kuarahkan kemulutnya. Kepalanya tengadah. Mulut terbuka menyambut kehadiran jalan tolku yang tegang penuh.
“Wow! Gede sekali jalan tolmu!” katanya sedikit terkejut.
“Isep Bu! Isep jalan tolku!” pintaku.
“Wow! Gede sekali jalan tolmu!” katanya sedikit terkejut.
“Isep Bu! Isep jalan tolku!” pintaku.
Bu Rani mulai menjilati kepala jalan tolku, terus kepangkalnya. Pintar sekali dia memainkan lidahnya.
“Truss.. Buu.. teruss.., isepp” aku mengerang merasakan nikmat.
Bu Rani menghisap-isap jalan tolku. jalan tolku keluar masuk didalam mulutnya yang penuh sesak.
Bu Rani menghisap-isap jalan tolku. jalan tolku keluar masuk didalam mulutnya yang penuh sesak.
“Akuu.. tak.., tahann.., sayang! Entot aku sayang” pintanya.
“Ya.., ya.. Buu” sahutku.
Aku turun dari meja, berdiri diantara kedua pahanya. Kugenggam jalan tolku, mendekati lubang tempenya. Bu Rani melebarkan kedua pahanya, menyambut jalan tolku. Sedikit demi sedikit jalan tolku memasuki lubang tempenya. Semakin lama semakin dalam. Hingga seluruhnya amblas dan terbenam. tempenya penuh sesak oleh jalan tolku.
Aku mulai mengerakkan pantatku maju mundur. Klecot!Klecot! Suara jalan tolku ketika beradu dengan tempenya.
“Ooh.., nik.. matt.., sayang.., truss” Bu Rani mendesah.
“Ya.., ya.. Buu” sahutku.
Aku turun dari meja, berdiri diantara kedua pahanya. Kugenggam jalan tolku, mendekati lubang tempenya. Bu Rani melebarkan kedua pahanya, menyambut jalan tolku. Sedikit demi sedikit jalan tolku memasuki lubang tempenya. Semakin lama semakin dalam. Hingga seluruhnya amblas dan terbenam. tempenya penuh sesak oleh jalan tolku.
Aku mulai mengerakkan pantatku maju mundur. Klecot!Klecot! Suara jalan tolku ketika beradu dengan tempenya.
“Ooh.., nik.. matt.., sayang.., truss” Bu Rani mendesah.
Kuangkat kedua kakinya kebahuku. Aku dapat melihat dengan jelas jalan tolku yang bergerak-gerak maju mundur.
“Ooh.., Buu.., enakk.. banget.., tempemu.., hangat” desahku.
“Ooh.., Buu.., enakk.. banget.., tempemu.., hangat” desahku.
Sekitar tiga puluh menit aku menggenjotnya, kurasakan tempenya berkedut-kedut, otot-ototnya menegang.
“Akuu.., tak.. tahan.., Mikel, aku.. mau.. keluarr” jeritnya.
“Tahan.. Buu.., aku.. masih tegang” sahutku.
Dia bangun duduk dimeja memegang pinggangku erat-erat, mencakar punggungku.
“Akkhh.., akuu.. keluar” Bu Rani menjerit histeris.
Nafasnya memburu. Dan kurasakan tempenya sangat basah, Bu Rani mencapai orgasmenya. Ibu guruku yang sudah berumur 37 tahun menggelepar merasakan nikmatnya kusetubuhi.
“Akuu.., tak.. tahan.., Mikel, aku.. mau.. keluarr” jeritnya.
“Tahan.. Buu.., aku.. masih tegang” sahutku.
Dia bangun duduk dimeja memegang pinggangku erat-erat, mencakar punggungku.
“Akkhh.., akuu.. keluar” Bu Rani menjerit histeris.
Nafasnya memburu. Dan kurasakan tempenya sangat basah, Bu Rani mencapai orgasmenya. Ibu guruku yang sudah berumur 37 tahun menggelepar merasakan nikmatnya kusetubuhi.
Aku yang masih belum keluar, tak mau rugi. Kucabut jalan tolku yang masih tegang. Kuarahkan kelubang anusnya. Kedua pahanya kupegang erat.
“Ja,.jangan.., Mikel” teriaknya ketika kepala jalan tolku menyentuh lubang anusnya.
Aku tak memperdulikannya. Kudorong pantatku hingga setengah batang jalan tolku masuk kelubang anusnya yang sempit.
“Aow! Sakitt.. cabutt.., Mikel.., aku.. sakitt.. jangan” teriaknya keras.
Kusodok terus hingga seluruh batang jalan tolku amblas. Kemudian dengan perlahan tapi pasti kugerakkan pantatku maju mundur.
“Ja,.jangan.., Mikel” teriaknya ketika kepala jalan tolku menyentuh lubang anusnya.
Aku tak memperdulikannya. Kudorong pantatku hingga setengah batang jalan tolku masuk kelubang anusnya yang sempit.
“Aow! Sakitt.. cabutt.., Mikel.., aku.. sakitt.. jangan” teriaknya keras.
Kusodok terus hingga seluruh batang jalan tolku amblas. Kemudian dengan perlahan tapi pasti kugerakkan pantatku maju mundur.
Teriakan Bu Rani mengendor. Berganti dengan desahan-desahan dan rintihan kecil. Bu Rani sudah bisa menikmati sentuhan jalan tolku dianusnya.
“Jadi dicabut ngga Bu” candaku.
“Jangan sayang, enak banget” katanya sambil tersenyum.
“Jadi dicabut ngga Bu” candaku.
“Jangan sayang, enak banget” katanya sambil tersenyum.
Kusodok terus lubang anusnya, semakin lama semakin cepat. Bu Rani menjerit-jerit. Kata-kata kotor keluar dari mulutnya. Aku semakin mempercepat sodokanku ketika kurasakan akan mencapai orgasme.
“Buu.., akuu.. mauu.. ke.. keluarr” aku melolong panjang.
“Akhh.. akuu juga sayang” sahutnya. PKV GAMES
“Buu.., akuu.. mauu.. ke.. keluarr” aku melolong panjang.
“Akhh.. akuu juga sayang” sahutnya. PKV GAMES
Crott! Crott! Crott! Aku menumpahkan sperma yang sangat banyak dilubang anusnya. Kutarik jalan tolku. Kuminta dia turun dari meja untuk menjilati jalan tolku. Bu Rani menurutinya. Dia turun dari meja dan berlutut dihadapanku. jalan tolku dikulumnya. Sisa-sisa spermaku dijilatinya sampai bersih.
“Kamu hebat Mikel, aku puas sekali” pujinya.
“Aku juga Bu” sahutku.
“Baru kali ini tempeku dimasuki jalan tol yang sangat besar” katanya.
“Ibu mau khan terus menikmatinya” kataku.
“Tentu sayang” jawabnya sambil berdiri dan mengecup bibirku.
“Aku juga Bu” sahutku.
“Baru kali ini tempeku dimasuki jalan tol yang sangat besar” katanya.
“Ibu mau khan terus menikmatinya” kataku.
“Tentu sayang” jawabnya sambil berdiri dan mengecup bibirku.
Kami beristirahat sehabis merengkuh kenikmatan. Kenikmatan selanjutnya kudapatkan dirumahnya. Bu Rani, guruku ternyata hyperseks. Dia kuat sekali ngentot. Satu malam bisa sampai empat kali.
0 Response to "Kenangan Seks Terindah Dengan Guru Sekolah Ku"
Post a Comment